Selasa, 02 Juni 2009

latihan kelompok olahraga khusus

LATIHAN UNTUK KELOMPOK-KELOMPOK OLAHRAGA KHUSUS

OLAHRAGAWAN WANITA

  1. Karakteristik Fisiologis Olahragawan Wanita

Meskipun terjadi peningkatan dramatis dalam peran serta olahraga oleh wanita, perbedaan penampilan antara pria dan wanita cenderung tetap berlangsung.

Perbedaan jenis kelamin secara fisiologis yang terpenting terletak pada ukuran tubuh, komposisi tubuh dan fungsi jantung.

Ukuran tubuh dan kekuatan otot.

Setelah berusia 13 tahun pria cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari wanita. Pada orang dewasa rata-rata pria lebih tinggi 5 inci dan lebih berat 30-40 pon dari rata-rata wanita (Wilmore,1982). Wilmore melaporkan bahwa nilai kekuatan gabungan adalah 30-40% lebih besar pria dari pada wanita. Bagaimanapun sebagian perbedaan tersebut disebabkan oleh kekuatan tubuh wanita bagian atas yang jauh lebih rendah. Kekuatan tungkai cenderung hampir sama pada wanita dan pria.

Komposisi tubuh

Selama akhil balig wanita cenderung untuk menambah lemak, pada orang dewasa rata-rata presentase lemak 25% untuk wanita dan 15% untuk pria.

Fungsi jantung

Fakta-fakta menunjukan rata-rata wanita untuk pengangkutan oksigen lebih rendah dari pada pria, wanita menunjukan konsentrasi hemoglobin darah yang lebih rendah dari pada pria dan mereka cenderung memiliki jantung yang lebih kecil.

  1. Haid dan Latihan

Antara usia haid pertama (11-15 tahun) dan menopause (40-55 tahun) rata-rata wanita mengalami siklus haid tiap 28 hari. Ada anggapan bahwa potensi olahragawan wanita dalam latihan menjadi lemah selama periode haid. Penelitian menunjukan bahwa respon-respon fisiologis terhadap olahraga selama siklus haid sangatlah berbeda pada wanita yang berlainan. Bukti yang ada menyatakan bahwa kebanyakan wanita seharusnya dan bertanding dengan normal selama siklus haid. Namun sebagian wanita mengalami penahanan dan kejang perut sebelum haid dan selama siklus. Olahragawan tersebut mungkin membutuhkan pengurangan atau pengubahan latihan selama waktu tersebut. Jika olahragawan wanita tidak mengalami kesulitan semacam itu, mereka harus dianjurkan untuk mengikuti kegiatan olahraga secara penuh.

  1. Haid Yang Tidak Normal Pada Olahragawan.

Beberapa studi melaporkan banyak terjadi amenorrhea pada kelompok olahragawan seperti pelari jarak jauh, pesenam dan penari balet (Dale,dkk, 1979;Feicht,dkk,1978;Frish,dkk,1980). Apapun sebabnya , amonerrhea dalam olahraga merupakan suatu keadaan yang tidak fatal, yang dapat dihilangkan dengan pengurangan beban latihan.

  1. Kehamilan Dan Latihan

Perubahan secara fisiologis dan anatomis sehubungan dengan tingkat akhir kehamilan menghalangi/mengganggu keberhasilan dalam olaraga pertandingan. Bagaimanapun banyak wanita kembali bertanding setelah kehamilan dan mencapai penampilan terbaik perorangan. Kehamilan bukan merupakan akhir karir olahragawan.

OLAHRAGAWAN MUDA

  1. Pertumbuhan, Perkembangan Dan Penampilan Olahraga

Peningkatan ukuran tubuh yang terjadi selama masa kecil berhubungan dengan peningkatan fungsi-fungsi fisiologis yang berkaitan dengan latihan. Sebagai contoh, meningkatnya tinggi badan berhubungan dengan bertambahnya panjang tulang panjang tubuh. Tulang yang panjang akan membentuk "lengan pengungkit" yang panjang pula dan menghasilkan kelebihan mekanik dalam banyak ketrampilan olahraga.

Beberapa bukti menyatakan bahwa latihan bertebaga besar dalam waktu yang lama selama masa kanak-kanak dapat berpengaruh positif pada perkembangan susunan tubuh, penambahan mineral pada tulang dan ukuran otot serta fungsi kardiovaskuler.

  1. Melatih Olahragawan Muda.

Hal yang perlu di perhatikan apabila melatih olahragawan muda antara lain :

  1. latihan kekuatan tahanan yang tinggi harus dilakukan hati-hati pada anak-anak karena ada resiko cidera epifise, oleh karena itu pada anak-anak latihan kekuatan harus bertahap dan dengan hasil yang tidak terlalu memuaskan.
  2. bentuk latihan daya tahan dan pertandingan yang lebih ekstrim harus dihindari pada anak-anak.
  3. anak-anak yang sedang berkembang harus dilarang untuk melakukan pengukuran yang ketat untuk mengendalikan atau mengubah berat badan dan/atau susunan tubuh.
  4. pertandungan pada olahraga tertentu harus diatur sedemikian rupa untuk mensegah latihan individual yang berlebihan.
  5. harus diberikan perhatian yang besar dalam mengatur program olahraga adu tubuh bagi anak-anak.
  6. olahraga bagi anak-anak harus selalu dilakukan dengan pertimbangan jangka panjang mereka sebagai prioritas utama.

OLAHRAGAWAN TUA

  1. Proses Ketuaan Dan Penampilan Olahraga/Latihan

fungsi otot rangka

setelah usia 50 tahun tempo penurunan meningkat, namun bahkan pada usia 60 kekuatan masih bisa bertahan hingga 80-90% nilai maksimal yang dimiliki antara usia 20-30 tahun. (Montoye dan Lamphire, 1997).

Fungsi kardiovaskuler

Fungsi jantung cenderung menurun secara tetap seiring bertambahnya usia. Denyut jantung maksimal menurun mendekati suatu denyutan per menit tiap tahun dan dapat diperkirakan dari persamaan berikut:

Denyut jantung maksimal (denyut/menit) = 220 – usia (th)

Fungsi paru saat biasa dan saat latihan menurun seiring dengan proses ketuaan. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan dalam penyesuaian dindingrongga dada. Selama olahraga kapasitas membesarnya paru dan efisiensi pertukaran udara menurun pada orang tua. Oleh karena itu orang tua menghirup lebih keras pada beban olahraga submaksimal apapun disbanding orang muda.

Susunan tubuh. Ketuaan berhubungan dengan peningkatan berat badan dan berat lemak nyata. Berat tanpa lemak secara bertahap menurun, oleh sebab itu % lemak tubuh secara bertahap meningkat dengan bertambahnya usia.

Kapasitas kerja fisik. Tenaga dan kapasitas metabolic maksimal menurun dengan bertambahnya usia. Yang paling jelas tercatat adalah berkurangnya tenaga aerobic maksimal (VO2 maks) yang menurun sekitar 50% antara usia 25-75 (Hodgson & Buskirk, 1977) ini tampaknya disebabkan oleh penurunan pada kapasitas fungsi kardiovaskuler maupun kapasitas oksidasi jaringan otot rangka.

  1. Ciri Khas Olahragawan Yang Agak Tua

Penampilan dan kapasitas kerja fisik cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Mungkin saja penurunan kapasitas kerja fisik yang berhubungan dengan usia dapat sebagian besar disebabkan penurunan kegiatan fisik yang biasa dilakukan. Studi longitudinal dan antar bagian pada olahragawan yang lebih tua dan orang-orang yang berlatih secara teratur menunjukan dengan jelas bahwa penampilan tingkat tinggi dapat dipertahankan dengan baik sampai usia agak tua. Studi tentang olahragawan agak tua telah menunjukan secara konsisten bahwa orang-orang tersebut menunjukan tingkat kesehatan fisik yang sama atau melebihi tingkat kesehatan orang-orang santai yang beberapa dekade lebih muda.

  1. Melatih Olahragawan Tua

Program latihan seharusnya memusatkan perhatian pada kebutuhan kebugaran individual tiap olahragawan dan tuntutan fisik olahraga tertentu. Secara khusus olahragawan tua harus memperhatikan pemeliharaan kelenturan. Seiring bertambahnya usia jaringan penghubung tubuh cenderung kehilangan daya bentang. Karenanya otot menjadi kurang lentur dan daerah sendi berkurang. Hal ini secara negative mempengaruhi pada banyak olahraga dan memperbesar resiko cidera pada olahragawan tua.

  1. Tindakan Pencegahan Bagi Olahragawan Tua

Usia tua adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung koroner. Karena olahraga yang berat bisa berbahaya bagi olahragawan tua dengan penyakit jantung kroroner lanjut, pelatih harus yakin bahwa olahragawan tua telah diperiksa dengan teliti keadaan kardiovaskulernya.

Orang-orang di atas usia 60 tahun dianjurkan untuk menghindari olahraga adu tubuh dan kegiatan olahraga lain yang dapat menyebabkan cedera traumatic pada rangka.

OLAHRAGAWAN LEMAH ATAU CACAT

a. Perintah Membuat Undang-Undang.

Undang-undang federal meyakinkan bahwa orang-orang lemah dan cacat tidak dibedakan dalam pemrograman pendidikan dan rekreasi. Secara khusus dua undanmg-undang yang cukup lengkap, PL94-142, UU pendidikan bagi semua anak cacat tahun 1975, serta bagian 504 UU rehabilitasi tahun1973 (PL 93-112) menjamin hak-hak orang cacat. UU tersebut jelas telah mempengaruhi program pendidikan dan rekreasi dan mendorong perlakuan yang lebih manusiawi pada para penyandang cacat. Undang-undang tersebut menetukan bahwa sejauh dimungkinkan semua anak cacat harus diijinkan untuk ikut serta dangan teman sebayanya yang tidak cacat.

b. Memasukan Olahragawan Lemah Kedalam Program Olahraga Reguler

Olahragawan lemah atau cacat seharusnya diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan olahraga regular bilamana mungkin. Sering kali hal ini dapat dipenuhi tanpa perubahan besar pada program tersebut. Biasanya olahragawan lemah dapat lebih mudah dimasukan dalam olahraga perorangan dari pada regu. Banyak sekali orang-orang cacat telah dapat ikut serta dengan berhasil dalam berbagai bidang olahraga panahan, ski salju, gulat dan senam hanyalah merupakan sedikit kegiatan dimana mereka dapat iktu serta dengan berhasil aman. Dalam bekerja dengan mereka pelatih harus lebih memusatkan perhatian pada kemampuan mereka dari pada kekurangannya.

c. Program Olahraga Khusus Bagi Para Cacat.

Olahragawan cacat mempunyai pilihan untuk berpindah ke suatu olahraga yang membutuhkan tuntutan fisik yang lain mengikuti program olahraga khusus yang diubah agar dapat bertanding dengan aman dan berhasil. Oalhragawan cacat harus dibantu dalam mengevaluasi keterbatasannya secara realistis dan dalam memilih olahraga yang sesuai. Suatu program yang terkenal yaitu Olimpiade khusus yang disponsori oleh yayasan Joseph P. kennedy, jr. yang memberi pengalaman olahraga yang positif kepada orang-orang terbelakang mental. Juga asosiasi olahragawan tuna netra Amerika Serikat, asosiasi baseball nasional BEEP, asosiasi bola basket berkursi roda nasional, asosiasi atletik berkursi roda nasional (NWAA), dan asosiasi nasional olahraga bagi penyandang ceberal palsy (NASCP) telah mengembangkan program ekstensif bagi para olahragawan cacat.

1 komentar: